Dalam fikiran saya ketika menerima suatu musibah, kita selalu mempertanyakan “Mengapa harus Aku” hal itu pun pernah saya alami, ketika mendapat kecelakaan tertabrak mobil, ketika Gagal dalam Meraih sesuatu yang saya inginkan, Gagal dalam Percintaan dll,
Mengapa harus AKu? Pertanyaan ini timbul muncul bila kondisi tidak menyenangkan, bangkrut, atau malapetaka. Namun bila dapat untung maka pertanyaannya berubah, mengapa bukan aku? Manusia itu egois, waktu susah berharap perhatian, namun waktu senang lupa segalanya. Gempa dan gelombang besar tsunami sangat menemplak kita. Kekayaan, jabatan, kekuasaan, kecantikan tidak menjamin kita. Saya bisa merasakan kepedihan dari mereka yang kehilangan sanak keluarga dan harta. Kenapa kau KEJAM tsunami?
Hidup ini, bukan penderitaan, karena ada sisi lain yang menyenangkan. Namun di dalam hidup, kadang ada perasaan menderita. Harta lenyap, keluarga tidak utuh, tertawa menjadi tangisan. Kalau kita sepakat hidup itu sulit, berarti kita perlu mencari taktik untuk menghadapinya. Ketika C.S. Lewis ditanya: Mengapa orang benar yang taat bersembahyang juga menderita? Jawabannya mengagetkan! , Mengapa tidak? Sebab mereka adalah satu-satunya orang yang dapat memenangkan masalah ini.
Burung Rajawali hidup di atas bukit terjal, ia membuat sarang di sana. Sang induk mengerami telurnya, sesudah itu ia menghangatkan anak-anaknya. Namun tiba-tiba ia mengepak-ngepak sayap, ia menghancurkan sarang itu. Anak-anak burung tidak mengerti; sangkanya induk itu jahat. Kemudian ia mengapit anak-anaknya dan dibawa terbang tinggi, mendadak dilepaskan. Berulang kali dilakukan sampai anaknya terbang sendiri. Waktu itu baru anak-anak mengerti.
Ketika anaknya tewas terjatuh dari gedung pencakar langit di New York, gitaris Eric Clapton merasa seperti mimpi Baginya kematian Conor itu merupakan sautu kejadian yang sangat terpukul sekali. Clapton mengatakan : “Kematian anak saya, mengajari saya bahwa hidup sebenarnya sangat riskan. Apabila kamu masih diberi hidup 24 jam, itu namanya sudah merupakan rahmat.”
Jadi ketika kita mendapat musibah, sebaiknya kita bisa lebih bersabar, dan lihatlah dengan keyakinan, setelah terkena musibah, akan terdapat suatu Anugrah akan kita terima. ketika terkena masalah atau musibah bisa menjadi alat intropeksi untuk memacu diri, bukan menyebabkan kita terpuruk.
Pernah seorang sahabat yang terkena PHK, “berkata kenapa harus aku yang di PHK”, tetapi dengan proses PHK tersebut, sahabat saya mendapatkan dana untuk memulai suatu bisnis, dan Alhamdullilah bisnis tersbut lancar, dan penghasilan yang diterima lebih besar di banding saat dia Bekerja.
Ada kisah lain, seorang sahabat sMU saya , dia adalah seorang pekerja tangguh di kantornya, dengan prestasi yang baik, di kantor pertama dia bekerja dia disia-siakan hasil kerja tidak dianggap,atasannya kurang menyukainya, karena dia adalah karyawan kontrak, dan ketika kontrak habis, maka atasanya tidak memperpanjang kontrak kerjanya. dan saat itu dia hampir tidak percaya, dan sedikit putus asa,dia bercerita kepada saua, “Mengapa harus aku Diputus kontrak”, tetapi dia mencoba melamar ke perusahaan lain, dan diperusahaan kedua tersebut dia berhasil membangun karir, dengan prestasi yang luar biasa melebihi karir di perusahaan pertama, hingga suatu saat bos dari perusahaan pertamanya melamar keperusahaan dia bekerja, dan diterima, tetapi posisinya saat itu terbalik bosnya menjadi anak buahnya.
Atau ketika sahabat saya yang sedang mengalami putus cinta saat itu dia terpuruk sekali, dan saat putus asa dia bercerita kepada saya, saya sudah mencintai dia dengan sangat, saya sudah memberi yang saya bisa lakukan, “mengapa harus saya berpisah dengan dia”, tetapi berjalan dengan waktu yang mengalir dia mendapat kan kekasih baru, yang lebih dari kekasihnya yang lama, dan mereka pun melanjutkan ke jenjang yag pernikahan.
Dari tiga kisah tersebut, saya menyimpulkan saat pertama kita terkena musibah, kita akan berkata “mengapa Harus Aku”, dengan ketidak tahuan akan kisah hidup kita yang terjadi selanjutnya, mungkin sesuatu yang kita anggap ke gagalan, musibah, adalah awal dari keberhasilan kita. Ayo tetap semangat, dan jangan katakan “kenapa Harus Aku”, tetapi katakan “Terimaksih Aku telah terpilih”.
“Tahukah anda kalau orang yang kelihatan begitu tegar hatinya, adalah orang yang sangat lemah dan butuh pertolongan”
Tiada ulasan:
Catat Ulasan